Senin, 29 Mei 2017

MAINTAINABILITY (PERAWATAN) NEW EDITION



Rifandi Aditya                 21090114140109 
M Raditya Daniswara      21090114120001
Harno                               21090114120051


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini berpengaruh pada kinerja suatu sistem informasi. Sistem informasi harus dibuat dengan perintah tertentu dalam perjalanannya, sistem informasi memiliki dua kemungkinan, berjalan dengan baik maupun kurang baik. Bagi sistem yang berjalan dengan baik, perlu dilakukan pengecekan secara apakah sistem masih berjalan dengan baik, atau ada yang perlu dikembangkan.
Disisi lain dalam pengecekan berkala atau diluar waktu tersebut terdeteksi bahwa sistem mengalami kerusakan, perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi kesalahan tersebut.
Pengembangan suatu sistem informasi dimulai dengan perencanaan (plane), pelaksanaan (do), pengecekan(check), dan aksi (action). Setelah suatu sistem informasi direncanakan dan dilaksanakan, selanjutnya sistem tersebut perlu dicek atau dilakukan evaluasi, yang hasilnya menentukan action selanjutnya. Ditengah- tengah langkah pengecekan, maintainability menjadi salah satu yang sangat diharapkan dapat berperan dalam menerapkan dan mengembangkan suatu sistem informasi yang lebih baik. 
1.2  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a)      Mampu menjelaskan pengertian dari Maintainability, Reliability, dan Availability
b)      Mengetahui Fungsi – fungsi dari Maintainability, Reliability, dan Availability
c)      Mengetahui Rumus-rumus yang berkaitan dengan Maintainability, Reliability, dan Availability

1.3  Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
a)      Bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi sumber referensi belajar mata kuliah keandalan dan resiko
b)      Bagi pembaca dapat menjadi referensi untuk menigkatkan pengetahuan tentang Maintainability, Reliability, dan Availability




   

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Maintainability
Maintainability berasal dari kata maintain (pemeliharaan) dan ability (kemampuan). Maintainability dapat diartikansebagai kemampuan memelihara suatu sistem yang memiliki kemungkinan suatu sistem yang rusak untuk dikembalikan pada kondisi kerja penuh dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan.
2.2  Pengertian Reliability
Reliability adalah sebuah proses sistematis yang harus dilakukan untuk menjamin seluruh fasilitas fisik dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan desain dan fungsinya. Reliability akan membawa kepada sebuah program maintenance yang fokus pada pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang sering terjadi.
2.3  Pengertian Availability
Availability didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa sistem atau komponen melakukan fungsi atau operasi sesuai yang diperlukan pada saat tertentu dalam periode tertentu dan dipelihara dengan cara yang sudah ditentukan (Ebeling, 1997). Artinya, availability adalah probabilitas bahwa suatu sistem gagal atau tidak menjalani tindakan perbaikan bila perlu digunakan.
2.4  Hubungan Antara Maintainability, Reliability dan Availability
Reliability adalah probabilitas suatu item untuk bekerja secara normal pada saat operasional. Reliability dapat dihitung dengan membandingkan running hours per tahun dengan jumlah jam breakdown dalam setahun. 
Pada kasus tertentu dimana sebuah unit dengan sistem redundansi (cadangan) maka reliability tidak selalu dihitung hingga unit cadang tersebut tersedia atau beroperasi. Reliability pada kasus tersebut dapat dihitung dengan.
Availability adalah  ketersediaan suatu item untuk bekerja secara normal saat operasional. Untuk penghitungan availability, Preventive Maintenance dan Predictive Maintenance dimasukkan dalam perhitungan ini. Karena availability itu berkaitan dengan efisiensi aktivitas maintenance pada suatu unit yang berdasarkan downtime yang terencana.
Maintainability adalah probabilitas pada perawatan suatu item untuk dikembalikan kepada kondisi awal operasional. Aktivitas perawatan tersebut termasuk PM dan PDM atau CM, perhitungan ini membandingkan total jam perbaikan dengan jumlah even yang dilakukan oleh departemen perawatan. Dengan mengetahui maintainability suatu peralatan maka kita dapat menganalisa efisiensi waktu shutdown suatu unit untuk aktivitas perawatan. Semakin kecil perbandingannya maka nilai availability akan semakin besar karena planned downtime berjalan efisien.
Tiga komponen tersebut saling berkaitan sekaligus menjadi buah simalakama bagi orang perawatan karena jika perawatan suatu unit lebih menitik beratkan bpada MTTR bisa jadi perawatan akan tidak sempurna dan mengakibatkan reliability pada unit tersebut turun. Maka kita harus menyeimbangkan tiga aspek tersebut bagaimana aktifitas perawatan dapat berjalan efisien dan optimal.

2.5  Tujuan Perawatan
Secara umum perawatan mempunyai tujuan (Hadi, 1996):
a)      Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian, pelayanan, dan pengoperasian peralatan secara tepat.
b)      Memaksimalkan umur kegunaan dari system
c)      Menjaga agar sistem aman mencegah berkembangnya gangguan keamanan.
d)      Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses operasi.
e)      Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan
 dengan service dan perbaikan.
f)       Memaksimalkan produksi dari sumber- sumber sistem yang ada.
g)      Menyiapkan personel, fasilitas, dan metode- metodenya agar mampu mengerjakan tugas- tugas perawatan.

2.6  Urgensi Maintainability
Merupakan unsur maintainability dalam pengembangan software termasuk dalam Product Operations yaitu kemampuan software dalam menjalani perubahan. Setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Untuk menentukan penting atau tidaknya maintainability, terlebih dahulu melihat tujuan dari pemeliharaan sistem informasi tersebut, diantaranya:
            1.Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors)
Maintenance dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang muncul saat suatu sistem dioperasikan, seperti kesalahan(bugs) dalam program ataukelemahan rancangan.
2.Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)
Salah satu aktivitas maintainance adalah memeriksa secara periodik.
3.Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)
Akibat perkembangan teknologi seiring waktu berjalan mengharuskan dilakukannya modifikasi pada perangkat lunak(software) atau perangkat keras (hardware).

            Adapun jenis- jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah
1. Pemeliharaan korektif (Corrective maintenance)
Terjadi pada saat produk dipakai dan hasilnya dapat dipakai oleh pemakai, baik berupa kesalahan input yang timbul maupun kesalahan output yang tidak sesuai.
2. Pemeliharaan Adaptif  (Adaptive maintenance)
Terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware) sehingga memerlukan modifikasi.
3.Pemeliharaan Prefektif (Perfective maintenance)
Terjadi pada saat perangkat lunak telah dibuat dan dilakukan uji coba, kemudian digunakan
oleh users dan muncul tambahan permintaan tambahan fungsi.
4.Pemeliharaan Preventif (Preventive maintenance)
Pemeliharaan ini digunakan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware)di masa mendatang, misal dengan penambahan fungsi atau melengkapi fungsi yang telah ada.

2.7  Perbaikan Maintainability Selama Pengembangan
Banyak aktivitas yang dilakukan selama pengembangan perbaikan perangkat lunak. Beberapa aktivitas dijabarkan sebagai berikut:
·            Aktifitas analisis
–    mengembangkan standarisasi petunjuk
–    menentukan kendala untuk dokumen pendukung
–    menentukan prosedur yang menjamin kualitas
–    menentukan perbaikan produk
–    menentukan sumber daya yang diperlukan untuk pemeliharaan
–    memperkirakan biaya pemeliharaan
·            Aktivitas perancangan arsitektural:
–    menekankan kejelasan dan modularity sebagai kriteria perancangan
–    merancang kemudahan-kemudahan dalam perbaikan
–    menggunakan notasi standard untuk dokumentasi dari aliran data, fungi, struktur, dll
·            Aktivitas perancangan terinci:
–    menggunakan notasi standar untuk algoritma, struktur data, prosedur
–    menentukan pengaruh yang ditimbulkan dan penangan hal-hal yang ditimhulkan
·            Aktivitas penerapan:
–    menggunakan prinsip penyusunan sate masukan dan satu keluaran
–    menggunakan standar penyusunan
–    menggunakan gaya pengkodean yang jelas dan simpel
–    menyediakan dokumentasi singkat untuk setiap modul
–    mengikuti petunjuk pada dokumentasi standar
·            Aktivitas lainnya:
–    mengembangkan petunjuk pemeliharaan
–    mengembangkan uji coba yang cocok
–    menyediakan dokumentasi uji coba
Dalam melakukan pemeliharaan juga diperlukan pencatatan yang merupakan aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan, karena pada pencatatan akan digunakan untuk mengukur kualitas dari program yang telah dimodifikasi.
Data yang dicatat antara lain:
·       Identifikas program
·       Jumlah bans perintah dari program cumber
·       Jumlah instruksi yang berorientasi ke bahasa mesin
·       Bahasa pemrograman yang digunakan
·       Tanggal pemasangan program
·       Jumlah program yang dapat di-run (dijalankan) semenjak dipasang (diinstall)
·       Jumlah proses yang gagal digabungkan dengan nomor 6
·       Tingkat perubahan program dan identifikasi
·       Jumlah penambahan perintah pada program yang diuhah
·       Jumlah penghapusan perintah pada program yang diubah
·       Jumlah jam kerja yang dihabiskan pada perubahan
·       Tanggal perubahan program
·       Identifikasi dari software engineering
·       Identifikasi dari MRF
·       Tipe pemeliharaan
·       Tanggal awal dan berakhir pemeliharaan
·       Jumlah total jam kerja pada aktivitas pemeliharaan
·       Manfaat yang didapat dari aktivitas pemeliharaan
Setelah dilakukan pencatatan, maka selanjutnya dilakukan evaluasi. Evaluasi biasanya jarang dilakukan karena kurangnya data yang dicatat, apabila pencatatan dilakukan dengan benar, maka dapat dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap:
–          jumlah rata-rata kegagalan proses per program pada saat dipasang
–          jumlah total waktu yang dihabiskan untuk masing-masing kategori pemeliharaan
–          jumlah rata-rata perubahan program yang dilakukan per bahasa program atau per tipe pemeliharaan
–          jumlah rata-rata yang dilukiskan untuk penambahan atau penghapusan baris perintah dari program yang diubah
–          jumlah rata-rata yang dihabiskan per bahasa
–          persentase permintaan pemeliharaan per tipe
Tugas yang ada pada pemeliharaan sebetulnya telah dipersiapkan sebelum terjadinya permintaan pemeliharaan. Tugas ini diawali dengan pemkentukan organisasi pemeliharaan (baik secara informal atau secara formal), prosedur pelaporan dan evaluasi harus dijabarkan dan urutan tindakan ditentukan untuk masing-masing permintaan pemeliharaan. Selain itu sistem pencatatan untuk aktivitas pemeliharaan juga harus ditentukan, review dan kriteria evaluasi didefinisikan.
Struktur organisasi pemeliharaan dapat dikatakan hampir sama seperti struktur organisasi pengembangan atau pembuatan perangkat lunak. Oleh karena itu struktur organisasi yang dianjurkan untuk pengembangan perangkat lunak dan pemeliharaan tidak terlampau ditekankan, harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Dalam banyak permasalahan, umumnya organisasi secara formal untuk aktivitas pemelihara­an jarang ada (kecuali untuk pengembangan atau pembuatan perangkat lunak yang besar). Walaupun organisasi secara formal tidak mutlak harus dibentuk, tetapi tanggung jawab dari organisasi pemeliharan mutlak harus ada. Permintaan pemeliharaan akan disalurkan melalui pengawas pemeliharaan yang akan meneruskan ke penyelia sistem (sistem supervisor) untuk dievaluasi. Penyelia sistem adalah anggota dari tim yang menerima tugas untuk bertanggung jawab terhadap perubahan atau pemeliharaan. Setelah evaluasi dilakukan, hak kontrol perubahan harus menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil
Bentuk organisasi yang dianjurkan di atas akan mengurangi kebingungan dan memperbaiki aliran informasi dari aktivitas pemeliharaan. Dikarenakan seluruh permintaan pemeliharaan akan disalurkan melalui satu orang, selain itu juga permintaan perubahan akan cepat dievaluasi karena adanya satu orang yang bertugas untuk mengevaluasi perangkat lunak yang telah dibuat. Masing-masing jabatan yang ada pada bentuk organisasi yang dianjurkan hanya terdiri dari satu orang (satu grup) dan mempunyai tanggung jawab terhadap tugas tertentu. Sedangkan untuk jabatan hak kontrol perubahan dapat terdiri dari satu orang atau grup yang terdiri dari staf teknik senior atau manajer.
Seluruh permintaan akan pemeliharaan seharusnya dibuat dalam satu bentuk formulir standar. Umumnya pembuat atau pengembangan perangkat lunak membuat satu bentuk formulir atau dokumentasi standar untuk permintaan pemeliharaan yang dikenal dengan nama Maintenance Request Form (MRF atau formulir permintaan pemeliharaan) atau Software Problem Request (laporan permasalahan perangkat lunak). Jika diketemukan kesalahan oleh pemakai pada perangkat lunak, maka keadaan yang menimbulkan kesalahan dijabarkan secara lengkap (meliputi pemasukan data, uji coba, dan lain-lain). MRF adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan tugas pemeliharaan. Biasanya organisasi pembuat atau pengembangan perangkat lunak mengembangkan Software Change Report (SCR atau laporan perubahan perangkat lunak) yang berisikan usaha yang dilakukan untuk memenuhi MRF, modifikasi yang diperlukan, priortitas permintaan, dan perkiraan hasil modifikasi. SCR ini nantinya akan diajukan ke hak kontrol perubahan dan sebelum perencanaan pemeliharaan dimulai.

DAFTAR PUSTAKA


O’Brien, J. A., & marakas, G. M. 2010. Introduction to Information Systems. (15 th edition). New York: Mc Graw- Hills.
http://analisa.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/08/01/apa-urgensi-maintainability-dari-suatu-software/
http://berbagienergi.com/2015/09/30/performance-sistem-maintenance/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAINTAINABILITY (PERAWATAN) NEW EDITION

Rifandi Aditya                    21090114140109   M Raditya Daniswara       21090114120001 Harno                                ...